Mohon Jangan dibaca sampai Akhir

Friday 9 September 2016

Permata di Antara Ilalang

Berawal dari Desa bernama Sukacinta yang asri dan memiliki potensi wisata yang apik, terdapat lima sahabat yang tinggal di sana. Mereka bernama Armando, Irfan, Nur, Rani, dan Dicky, mereka berasal dari golongan yang bisa di katakan cukup. Rata-rata orang tua mereka bekerja tetap di salah satu pabrik tekstil. Diantara mereka berlima Armando adalah anak yang usil namun di otaknya penuh dengan ke kreatifan, kadang-kadang yang jadi bahan keusilan nya adalah Irfan yang mempunyai sifat cenderung pendiam. Mereka berlima mempunyai mimpi ingin melanjutkan study ke Perguruan Tinggi Negeri di Ibu Kota. "pokoknya kita semua nanti harus pergi ke jakarta ya, aku pengen kita berlima sekolah sama-sama" kata Nur, "oke deh kita janji" sambung Dicky. Saat ini mereka berlima sekolah di SMP Negeri Veteran 1 di kampung mereka, saat di sekolah pun mereka juga asyik bermain bersama. 

Singkat cerita ketika mereka berlima masuk di SMA Negeri 2 Nusantara untuk mengikuti masa orentasi, mereka di sibukan dengan berbagai kegiatan di sekolah baru nya. Irfan dan Rani berada di kelas yang sama sedangkan ketiga sahabatnya berada di lain kelas. Saat ini mereka belum begitu merasakan perbedaan antara pertemanan yang mereka jalani saat ini, hanya kebersamaan lah yang mereka ikat.
"fan, kamu kok diem aja sih?" tanya Rani, Irfan dengan santainya menjawab " gapapa kok Ran, santai aja ! " senyuman manis pun keluar dari bibir Rani " oh.. kirain kamu sakit ". Mereka berdua ini tergolong anak yang pandai, karena saat sekolah di Sd, Smp pun peringkat mereka selalu di atas.

Seminggu setelah kegiatan Mos, jam belajar di sekolah pun di mulai seperti biasa. Di dalam kelas mereka masing-masing pun mereka belajar dengan suasana yang menyenangkan, saat istirahat di kantin Armando dan dicky pun makan bersama " eh ndo irfan kemana ya ?", "nggak tau aku, paling juga lagi di kelas dia kan suka gitu !" jawab Armando ketus " . Saat tak berapa lama " makan ngaak ngajakin, katanya kalian temen ?" kata Irfan , " nah kamu kemana aja? kita tungguin  nggak muncul wuuu... " kata Dicky sambil noyor kepala Irfan , "iya nih, nungguin kamu kita bisa kelaparan !" tambah irfan, "haha.. ya sorry deh tadi tuh aku nemenin rani ke ruang guru nganterin absen kelas, kita kan ketua sama wakil nya " jawab Irfan bangga , "yaelahh.. berduaan mulu ntar jadian lagi?" kata dicky, "ahh nggak lahh kita kan temen, kita kan udah pernah janji apapun yang terjadi status kita cuma temen !" jawab irfan. Tak berapa lama mereka istirahat bel tanda masuk pun berbunyi. 
Siang itu waktu sepulang sekolah "ran tungguin aku ?" teriak irfan, " ya ayoo.. kamu sih jalan nya kaya siput lama!" jawab Rani sambil tertawa. Di jalan pun mereka asik ngobrol, "temen-temen gimana rencana kita buat pergi ke Jakarta sama-sama?" tanya Nur, "lah kita baru kelas satu nur, jalan kita masih panjang lho !" sambung Rani, " iya nih, sabar aja nur ntar kita pasti sama - sama terus deh." kata Irfan. 

Kegiatan sekolah pun berjalan seperti biasa sampai mereka naik ke kelas dua. Seperti biasa di pertengahan semester kelas dua mengadakan study tour ke pulau Bali, mereka berlima pun berangkat. Rani dan Irfan berada di satu bus, sedangkan ketiga teman nya terpisah di bus yang lain, "ran kamu bawa bekal apa aja sih, kok tas kamu gede banget? " tanya Irfan, "biasa lah fan ! cewek kan bawaan nya macem-macem " jawab Rani sambil senyum. Saat di tengah perjalanan, Rani terlihat pucat dan lemas, "ran kamu kenapa ? lagi nggak enak badan ?" tanya Irfan , "nggak fan, mungkin capek aja kemarin habis bantu ibuku di rumah." jawab Rani, "aku ambilin P3K ya? " tanya irfan , " iya fan makasih ya?" ," udah santai aja, kan kita temen" jawab irfan sambil senyum. Pemandangan perhatian seperti ini pun sudah biasa, bagi mereka teman sama dengan keluarga. Sampai di pulau Bali Rani terlihat segar pucat di wajah nya pun sudah agak berkurang, " rannn.. kata irfan kamu sakit ya?" tanya Nur sambil memeluk badan kawan nya itu, " enggak Nur, aku udah mendingan kok ! tadi udah di ambilin obat sama irfan. " jawab rani , " ciyeee..ciyeee" ledek Nur . Siswa-siswi pun bersenang-senang bersama, sampai waktunya mereka harus pindah ke restoran untuk sarapan. "panggilan - panggilan ! kepada seluruh siswa-siswi Sma Negeri 2 Nusantara harap segera berkumpul menuju sumber suara karena rombongan akan segera berangkat ke tujuan berikutnya ." terdengar suara dari pengeras suara . "fan tungguin aku!" dari belakang Rani berlari lalu memegang telapak tangan Irfan yang saat itu sedang berjalan "eh.. ayo ran ." jawab Irfan dengan sedikit kaget, "kenapa ini anak, nggak biasanya dia manja-manja begini?" tanya nya dalam hati. Sampai nya di perkiran bus ketiga teman nya sudah menunggu, "ciiyee.. gandengan ." celetuk Armando , " gapapa kan ? kita kan keluarga." jawab rani sambil memegang pundak Armando. Saat itu yang ada di pikiran Irfan hanya pertanyaan dan perasaan bingung, sampai nya di restoran untuk sarapan mereka berlima berada di meja yang sama. "eh temen-temen, nihh ada sesuatu buat kalian." , "apa ran? makanan ya?" tanya Dicky "aduhh.. bukan dik kamu nihh makanan terus!" jawab Rani sambil tertawa. "apa sih ran penasaran aku ?" tanya Nur, "ini lho ada kenang-kenangan buat kalian, aku buat di toko souvenir tadi." jawab rani sambil membagikan ke empat teman nya "wahh bagus banget, makasih ran ." jawab Armando sambil senyum. Souvenir itu merupakan bingkai foto yang di dalamnya ada kumpulan foto kebersamaan mereka yang sengaja di kumpulkan Rani, dan di belakang bingkai itu masing-masing ada huruf yang terpisah dan jika di sambungkan membentuk kata TEMAN.

Hari di pulau Bali pun berlanjut, saat malam di penginapan Irfan mendapati kawan nya Rani sedang duduk menikmati suasana pemandangan langit yang cerah malam itu "ran kok sendirian ?" tanya Irfan "ehh kamu fan, iya nih lagi pengen sendiri aja.". " wah aku ganggu kamu dong?" , "nggak kok fan aku seneng kalau ada temenya, soalnya si Nur lagi asik sama temen kelasnya jadi aku kesini deh." jawab Rani sambil senyum. Irfan pun sudah melupakan kejadian kemarin saat rani memegang telapak tangan nya, dia pun menganggap bahwa pegangan itu sebatas pertemanan belaka. " Ran gimana kabar ayah ibumu? sehat kan ? " tanya Irfan memecah keheningan " sehat fan, tapi kemarin kamu di tanyain ibu katanya kok nggak pernah main kerumah lagi." , "maaf deh ran, semenjak kita masuk Sma ini aku jadi ngerasa agak sibuk, salamin aja sama ibu kamu ya ?" jawab Irfan , "iyadeh fan santai aja!"
suasana saat itu sungguh cerah dan banyak bintang bertaburan di langit, " fan kalau kamu bisa ambil bintang di atas sana, yang pertama kamu ambilin itu siapa? tanya Rani " ehhm.. yang pasti bukan kamu ran !" jawab Irfan sambil mencibir " ihhh kamu fann!! " sambil mencubit pinggang Irfan.
"kalo kamu ran? siapa yang kamu mau ambilin ?" ," aku cuma mikir kalau aku bisa ambil bintang itu, aku mau ambilin buat seseorang yang spesial di hidupku, tapi saat ini belum ada yang spesial sih ." jawab Rani "spesial tuh karetnya berapa ran? " tanya Irfan sambil meledek " ihh kamu nii fan dari tadi ngejek terus, udahh ah .. aku mau tidur !" jawab rani " ciyyeee... marahh " ejek Irfan.

Hari terakhir mereka di Bali danau Bedugul lah tujuan terakhir. Siswa-siswi banyak yang asyik berfoto-foto ada yang bercengkrama sambil minum teh , kopi karena hawa di sana begitu dingin. Disamping bale duduklah Irfan yang sedang melamun memandangi kawan dua kawan nya Nur dan Rani yang sedang asik foto-foto. "cantik ya bro, memang dia itu rahmat tuhan yang sempurnya" tepuk Armando yang sedari tadi memandangi kawan nya, "tapi sayang, kemarin dia cerita sama aku kalau dia itu lagi suka sama kakak kelas kita ." sambung Dicky, " kalian ini ngomongin apa sih? aku nggak paham ." celetuk Irfan "aah.. elah fann jangan berlagak bodo deh, kita tuhh dari kemarin merhatiin kamu lho, nggak biasanya kamu gelisah kaya orang kebingungan." jawab Armando "kamu baper sama rani ya?" tambah Dicky " nggak lahh, aku nggak mungkin bisa menghianati persahabatan ini " jawab Irfan santai sambil menepuk bahu mereka. Di dalam hati Irfan banyak pertanyaan-pertanyaan yang terus menghantui nya, akan tetapi dia terus berusaha untuk menepis semua keraguan di benaknya. Diperjalanan pulang pun Irfan memilih banyak diam, "kenapa dengan hatiku ini ya? kenapa terasa sesak kalau inget kejadian-kejadian kemarin? ahh,.. mungkin aku butuh istirahat !" celetuk Irfan dalam hati. Sesampainya dirumah dia tidak ada henti-hentinya melamun, memikirkan perasaan di dalam hatinya. "kenapa rasanya nggak enak? makan ku juga menurun seperti orang mau sakit aja? jangan-jangan akuu... aarrgghh !! nggak-nggak aku nggak boleh !" gerutunya dalam hati.

Tak terasa merekapun sudah menginjak kelas tiga, dan sebentar lagi mereka akan menghadapi ujian akhir sekolah, banyak brosur-brosur perguruan tinggi tertempel di mading sekolah salah satunya perguruan tinggi negeri yang ada di Ibu Kota yang ingin sekali mereka berlima melanjutkan study kesana. " aku nggak yakin deh di bolehin sama emak kalau kuliah di sana?" kata Dicky, "lho .. emang kamu udah tanya dik?" Armando pun bertanya, " yaa belum sih, tapi aku kasian sama emak kalau di rumah sendirian." jawab Dicky sambil merenung " yahh kamu dik, emang kamunya aja yang anak mami ." celetuk Rani, "eh.. fan kamu gimana? " tanya Nur, " aku sih liat ntar aja deh, aku mau fokus ujian dulu, mikir kuliah nya sambil belajar buat ujian ." Mereka belima pun akhirnya lulus dan tambah di terima di perguruan favorit mereka, tetapi dengan fakultas kejuruan yang berbeda-beda. Armando masuk fakultas Ekonomi, Dicky masuk Komunikasi, Irfan masuk manajemen, Nur di kesenian, Dan Rani masuk di fakultas bhs Inggris. Kelima teman itu akhirnya berangkat menuju Ibu Kota bersama-sama, sampai di sana mereka terlihat senang sekali dan sekaligus bangga bisa menginjakan kaki di jakarta seperti impian yang selama ini di dambakan.

Singkat cerita, mereka pun menjalani masa perkuliahan seperti pada umumnya sampai menginjak semester tua, " ehh temen-temen nggak kerasa kita berlima udah tua ya?" celetuk Rani " iya nihh kok kita nggak sadar ya berasa masih sma aja ." jawab Dicky . Saat itu mereka hanya berempat karena Irfan sedang ada KKN di luar kota, " eh kabar irfan gimana ya? udah tiga hari dia nggak muncul di grup sosmed ?" tanya Rani, " ciyyee ada yang kangenn" celetuk Armando dengan Dicky, " ihh apaan kalian nihh, kan aku cuma mau tau kabar temen baik kita?!" , " chat aja ran !" kata Nur.
Saat itu Irfan sedang melakukan KKN di luar kota, malam nya pun saat dia mengerjakan laporan di depan laptop hp nya pun berdering, di lihat nya layar hp ternyata pesan pribadi dari Rani. "fan udah tiga hari kamu nggak ngabarin aku, sama temen-temen yang lain. apa kamu nggak kangen?" bunyi pesan itu. " kenapa harus kamu sih ran yang chat aku? kenapa bukan yang lain? apa kamu cuma mau ngetes aku aja? gerutu nya. Lalu di balasnya pesan itu, " hai ran , sorry deh kemarin banyak tugas yang mesti aku selesain, hmm kalau kangen nya sama kamu aja gimana ran ? hehe " lalu dia kirim dengan hati cemas "kling" hpnya berbunyi lagi " fan kamu ada-ada aja deh , emang kamu nggak kangen sama yang lain? kalau aku sih kangen banget sama candaan kamu hihi ", terasa di bakar lah hatinya antara rasa senang bingung dan malu jadi satu, maklum Irfan itu adalah sosok anak muda yang cenderung lebih menutup diri dia jarang-jarang memikirkan hal percintaan yang ada di benaknya cuma belajar dan lulus tepat waktu. Sebulan setelah kegiatan nya di luar kota Irfan akan menjalani sidang untuk kelulusan , maklum lah dia tergolong anak pandai yang tidak mudah terpengaruh dengan hal yang menurutnya nggak penting. Saat malam dia sedang mempersiapkan bahan untuk sidang hari besok, banyak sekali kata-kata di grup sosmed nya kelima sahabatnya menyemangati Irfan, "semangat fan!" kata Nur, "selamat bertempur kawan " kata Armando, " kamu pasti lulus " Dicky pun menambahi lalu hpnya berdering ada telepon masuk dari Rani sahabatnya. "hai fan, semangat yaa buat besok! kamu nggak boleh lesu harus tetep semangat." kata Rani " iyaa ran kamu bawel banget sih? hehe " , " kamu niih Fan di kasih semangat malah ngatain!" ," aduhh gitu aja marah hehe ." , "habis kamu gitu ngeledek mulu! wuu.. " , " iya deh sorry cuy " kata Irfan sambil ketawa , " oiyaa fan kalau besok kamu lolos sidang rencana nya kita berempat mau rayain kamu, yaa kita makan di mana gitu , kamu mau kan? " tanya Rani, " iya deh aku ngikut aja " jawab Irfan. " yaudah kalau gitu besok kita tunggu di kampus ya? jangan lupa kamu nggak boleh tidur malem-malem. " kata Rani, " oke bos siapp!" 
Malam itu Irfan melamun, "ran sebenernya percakan kita waktu di pulau Bali itu makna nya apa sih? kenapa aku jadi terlalu memikirkan kamu? tanya Irfan dalam hati, akan tetapi dia tetap harus fokus dengan tujuan utamanya, dengan tujuan utama pertemanan ini . "apapun yang terjadi, status kita hanya teman " .

Setelah Irfan lulus dari sidang di kampusnya, seperti janji keempat teman nya kelulusanya akan dirayakan dengan makan-makan . Sampainya di restoran,di salah satu tempat mereka berkumpul dan tak henti-hentinya memberi ucapan selamat dan pelukan hangat pada  Irfan, "selamat ya fan kamu akhirnya lulus juga !" kata Dicky " sama -sama temen-temen ini berkat kerja keras dan doa dari kalian." dan susana pun kembali meriah . Saat sedang asik mereka menikmati sajian makanan pandangan Irfan pun tertuju pada Rani, dia begitu dalam menapatap wajah Rani, lalu Irfan pun beranjak dari tempat duduk, " fan mau kemana ? " tanya Nur, "sini keluar bentar ." jawabnya diluar ruangan dia begitu gelisah pikiran nya berkecamuk " bilang,nggak,bilang, nggak?" tanya nya pada diri sendiri dengan suara yang lirih, tiba tiba "puk" tepokan di bahunya membuyarkan pikiran nya sampai gelas yang di bawanya jatuh "ehh fan kaget ya ? sorry yaa aku ngaggetin kamu? " kata Rani "ehh gapapa ran." , "kamu mikirin apa sih fan, dari tadi aku perhatiin kamu banyak diem ? ini acara kamu loh yang kita buatin khusus buat kamu. "kata Rani, "nggak kok ran gapapa, aku cuma sedikit pusing aja." jawab Irfan, "lohh kamu sakit ? apa perlu di bawa ke dokter? yukk aku temenin? ", "nggak kok ran gapapa, nggak usah ini cuma pusing biasa mungkin cuma kelelahan kemarin belajar." jawabnya, "ohh yaudah kalau gitu , tapi bener kamu gapapa?" tanya Rani, " iya ran aku gapapa" . Irfan merasakan hal yang sungguh luar biasa didalam hatinya, dia ragu mau menyampaikan kegelisahan hatinya pada Rani, dia takut kalau nanti bakal menghancurkan pertemanan nya. "ehm.. ran aku sebenernya mau ngomong sesuatu sama kamu. " , " ah elahh.. ngomong aja kali fan ? mau ngomong apa sih? " tanya rani " tapi jangan di sini ran, di sana aja yuk? " jawab Irfan sambil nunjuk bangku taman yang ada di luar, "ayok." jawab rani sambil menggandeng tangan Irfan.
"oke sekarang kamu mau ngomong apa fan? " tanya rani, "sebenernya aku tuh lagi bingung ran, sama yang aku rasain saat ini, aku mau cerita sama kamu tapi dari kemarin aku bingung mau mulai dari mana?" , " duh .. kayaknya serius bener nih?" tanya rani, " buat aku ini hal yang baru ran, aku sebelumnya belum pernah ngrasain kaya gini." jawab Irfan, "santai aja fan , kamu mau ngomong apa aku nggak marah deh." , " ehmm... ran, "sambil pegang tangan Rani, " ran .. kamu inget waktu kita di Bali dulu, kamu pernah nanya soal bintang itu? " tanya Irfan " iya fan inget, terus kenapa?" , " semenjak saat itu , aku berasa kaya bener-bener mampu ngambil bintang itu ran. liat ran di langit itu, bintang yang paling terang ?" tanya Irfan "iya aku liat, fan kamu ngomong apa jangan ngaco deh!" jawab rani bingung, " ran itu sama kaya suasana hati aku kalau lagi di deket kamu , aku nggak bisa bohong ran!" kata Irfan, " fan jangan ngaco !" lalu Irfan pun berlutut  didepan rani " ran sesulit apapun aku buat ngambil itu bintang, sejauh apapun jaraknya buat bisa ambil itu bintang aku bakal lakuin semuanya buat kamu, karena apa ran ? selama ini aku ngerasa kamulah yang spesial. " suasana pun hening " fan ?" panggil rani, "aku tau ran, kalau aku ngomong ini konsekuensinya besar buat persahabatan kita, tapi aku cuma mau bilang sama kamu... kalauu.. akuu... suka sama kamu ?" air mata pun menetes dari pipi Rani, " aku udah nyangka kamu bakalan ngomong ini, tapi kamu inget nggak perjanjian kita sama-sama dulu waktu masih sekolah, apapun yang terjadi kita itu cuma temen nggak boleh lebih! " , " aku tau ran tapi perasaanku yang nggak bisa boong , maafin aku ran ?" Rani pun beranjak dari tempat itu meninggalkan Irfan sendiri, dengan perasaan yang mungkin berkecamuk . Malam itu pun Irfan mengirim pesan pada Rani " ran sorry kalau pernyataanku tadi udah buat kamu nggak enak, sorry banget ?" tapi sampai seminggu setelah kejadian itu rani nggak pernah muncul di kampus di sosmed , sampai ketiga temannya mencari kekosan nya dan alhasil kata ibu kos Rani pulang kampung. Dua minggu setelah kejadian itu tepat hari wisuda Irfan, ketiga teman nya datang untuk menghadiri wisudanya, tetapi Rani tidak terlihat menghadiri wisuda kawannya itu, " kamu masih di kampung ya? " tanya Irfan di pesan pribadi untuk Rani. Sejak saat itu persahabatan mereka jadi renggang, mungkin karena mereka sudah sibuk dengan urusan masing-masing. Irfan pun mendapat tawaran pekerjaan di luar negeri, menurutnya ini merupakan kesempatan yang bagus. Irfan pun segera beranjak dari Indonesia menuju luar negeri untuk menerima pekerjaan tersebut. Ketiga kawan nya Nur, Armando, dan Dicky pun melepas kepergian kawan nya dengan mengantarkan menuju Bandara. Sebelum Ia berangkat, Nur memberikan kotak yang di bungkus kertas warna " fan , sebernernya waktu itu kita semua udah tau masalah mu sama rani." Irfan pun merunduk " fan wajar aja kalau kamu suka sama rani, kita nggak ngelarang itu hak kamu . " tambah Dicky mereka bertiga pun memeluk Irfan, dan tangis pun pecah. " maafin aku temen-temen aku yang udah ngerusak pertemanan ini, aku nggak nyangka kalau akhirnya bakal kaya gini. " kata Irfan " udah fan nggak usah nyesel , yang udah biarin aja." kata Armando , " fan ini ada titipan buat kamu dari rani, dia pesen kamu harus buka saat kamu ulang tahun." kata nur, " iya makasih ya nur " mereka pun kembali berpelukan sebelum Irfan berangkat. 

Satu tahun di luar negeri pun berlalu dan tak terasa Irfan pun berulang tahun, dia ingat pesan Nur kawan nya. Dia harus membuka bungkusan kotak itu , segeralah iya membuka kotak itu.
di bagian luar terdapat tulisan "apapun yang terjadi kita itu cuma sebatas teman "  di bukalah kotak itu ternyata isinya sekeping dvd dan souvenir bingkai foto serta foto mereka berlima ketika masih sekolah, kelima bingkai itu di satukan nya lalu membentuk kata TEMAN, Irfan pun menitikan air mata, lalu di putarlah dvd itu, dan ternyata isinya adalah ucapan selamat ulang tahun dari sahabat-sahabatnya. Irfan sungguh terharu melihat video ucapan selamat dari kawan nya itu, terakhir dari bagian video itu adalah Rani " selamat ulang tahun ya fan? semoga kamu sehat dan di banyakin rejekinya. ehm.. fan maaf dulu aku udah egois ninggalin kamu, aku sebenernya bingung mau jujur sama kamu kalau aku tuh udah di lamar sama jordi (kakak kelas yang pernah di ceritain sama Amando dan dicky) sebernernya dalam hatiku juga sakit, kalau aku pilih kamu aku nantinya nggak mau kehilangan kamu sama temen-temen kamu tau kan temen itu jelas lebih dari segalanya dan nggak akan pernah hilang? makanya aku nggak pernah jawab pertanyaan kamu waktu itu, sekali lagi aku minta maaf ya fan? semoga sukses di sana ! oiyaa.. kamu sekarang udah punya keponakan lho  hehehe . sengaja aku nggak kasih tau, aku nggak mau bikin kamu sedih , bye Irfan kalau pulang main kerumah ya ?" 
Irfan pun tersenyum, " memang benar kata orang-orang kalau cinta itu nggak harus di miliki" katanya dalam hati.
Irfan pun berdiam diri sambil menatap bintang di langit, " ran kamu itu bagaikan permata diantara ilalang, kekilauan mu tertutupi dengan eratnya persahabatan kita " kata irfan lirih sambil tersenyum .


Harpa Denting Waskitha 
10 September 2016
Share:

0 comments:

Post a Comment

Harpa Denting Waskitha. Powered by Blogger.

Kunjungan Minggu Ini

Beri nilai pada blog ini.

Beri nilai pada blog ini.